Wartautama.co – Sahabat ku dimanapun engkau berada, kali ini penulis ingin mengajak para sahabat semuanya untuk kembali memahami suatu pernyataan Allah di Al Qur’an bahwa perbuatannya Musrik atau Mempersekutukan Allah itu najis.
Sebagaimana di Firman-nya di surah At-Taubah (9) ayat 28:
yaaa ayyuhallaziina aamanuuu innamal-musyrikuuna najasun.
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (kotor jiwa).
Najis adalah sesuatu yang menjijikkan, harus segera dibersihkan sekiranya terkena.
Tentu saja yang dimaksudkan najis itu bukanlah najis secara fizikli tapi najis secara spiritual (akidah).
Mengapa Allah menyamakan orang musyrik itu dengan najis?
Kerana kemusyrikan itu adalah sesuatu yang harus segera dibersihkan dari qalbu manusia.
Qalbu yang dipenuhi kemusyrikan tidak akan mampu memahami firman Allah kerana tempat bagi firman yang sifatnya suci, haruslah dalam qalbu yang suci, yakni tidak musyrik.
Baca Juga: /wartautama.co/2019/06/03/jangan-menjadi-manusia-seperti-robot-rusak/
Lalu seperti apakah Kemusrikan itu?
Mari kita pahami QS. Bangsa Romawi (Ar-Rūm) ayat 31:
Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
Di ayat berikutnya,
QS. Bangsa Romawi (Ar-Rūm) ayat 32:
yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.
Bagaimana dengan kondisi sekarang ini, apakah kehidupan berpecah belah dan bergolong-golongan? Setiap golongan pasti bangga dengan golongannya masing-masing.
Jadi bicara kemusrikan atau mempersekutukan Allah bukan dalam konteks menyembah patung, percaya dukun, jimat dan lain-lain. Tapi lebih kepada mempersekutukan peranan Nya dan hidup berpecah belah.
Lalu apa yang terjadi jika manusia masih dalam posisi musrik/mempersekutukan Allah/berpecah belah?
QS. Wanita (An-Nisā’):48 – Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
QS. Binatang Ternak (Al-‘An`ām):88 – Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.
Ternyata mempersekutukan Allah atau Musrik itu dosa yang sangat besar yang tidak bisa diampuni oleh Allah. Dan celakanya bagi yang tidak menyadari dirinya musrik, segala amalan yang diperbuatnya selama hidup hanya sia-sia belaka. Bagaikan menabung di tabungan yang bolong, pas diperiksa, ternyata tidak ada isi apa-apa.
Perumpamaan Musrik: “Bagai semut hitam, di batu hitam, digelapnya malam” pasti tidak akan terlihat. Begitulah Musrik itu, sadar tidak sadar, ternyata seseorang sudah dalam kemusrikan.
Lalu bagaimana cara untuk keluar dari Kemusrikan? Tentu Allah juga menjelaskan di Al-Qur’an. Namun, pada kesempatan yang singkat ini, penulis tidak bisa menjelaskan panjang lebar. Namun penulis siap berdiskusi jika ada yang perlu didiskusikan. Silahkan komentar di kolom komentar.
Harapan penulis, semoga tulisan singkat ini menjadi bahan renungan dan pemikiran kita bersama. Semoga bermanfaat.
Penulis: Ferizal
Hp. 081226868747